Minggu, 09 Desember 2012

Sepinya Malam - Cerpen


Sepi..

Ya sepi. Perasaan yang ku alami beberapa hari belakangan ini. Teras rumah menjadi pilihan kedua setelah kamarku yang nyaman. Dari sini aku dapat melihat jelas keadaan langit setiap malam.

Malam yang indah, ada sosok yang cantik disana. Sang bulan sedang menjalani tugasnya. Menyinari bumi. Kuperhatikan dengan seksama, terasa ada yang kurang.. Emm,, bintang. Bintang yang selalu menemaninya tak tampak malam ini. Kenapa ya? apa bintang sedang sibuk? Mungkin..

Setidaknya kami memiliki persamaan. Bintang yang biasa menemini kami sedang sibuk dengan tugas lain, mengenyampingkan tugasnya untuk menemani kami. Mungkin ada tugas yang lebih penting. Tak apalah buatku, kuharap untuknya juga.

Hooaaahhh..

Sudah larut malam, kuputuskan untuk mengistirahatkan tubuhku di dalam tempat yang nyaman..

***

Tadinya kukira bintangku hanya kemarin malam saja tak memberiku kabar, tenyata mala mini pun begitu.. menyebalkan memang..

Sudahlah..

Lagi-lagi melihat langit, hal yang biasa kulakukan jika sedang butuh hiburan.. beruntung, malam ini aku bertemu dengan sang bulan lagi. Kulihat sekelilingnya,mungkin bintangnya sudah kembali. Tenyata tidak.

Namun, sang bulan tak sendiri. Awan menemaninya, menyelimuti sang bulan. Mungkin agar tidak terasa dingin oleh sepinya malam ini.. Awan sungguh perhatian padanya, ternyata dia selalu memperhatikan bulan setiap saat tanpa ia menyadarinya. Ku tahu akan hal ini, karena pada malam sebelumnya aku melihatnya, tapi jauh dari sang bulan, mungkin awan menjaga jarak pada bulan saat itu, membiarkan ia dalam sendiri, namun tak demikian karena ia tahu bahwa dirinya selalu menemaninya setiap malam.

Iri kumelihatnya. Ingin aku memiliki awan yang ada saat tak ada bintang disampingku. Dulu aku pernah memilikinya. Entah mengapa awanku menjauh dari hidupku. Terkadang aku memang merindukan kebersamaan kami. Tapi sudahlah, mungkin ini yang terbaik. Ehmm atau mungkin awan itu sedang memperhatikanku tanpa kusadari..

Aku penasaran dengan hubungan sang bulan, bintang dan awan setiap malam. Kulihat bulan setiap malam, namun beberapa hari ini aku lihat, tak ada bintang. Sudah hampir tujuh hari. Kemana bintang itu? Apa sang bintang sudag memberinya kabar? Apa ia sangat sibuk hingga tak memberinya kabar? Apa mungkin ia lupa dengannya dan merasa sang bulan tidak penting lagi?

Banyak pertanyaan yang terlintas dibenakku setiap malam. Tapi lihatlah. Awan yang baik itu selalu menghiburnya dengan berada disampingnya, melindunginya dari dinginnya sepi, mendengarkan keluh kesahnya.. awan itu sangatlah berjiwa besar, rela mengorbakan waktunya untuk sang bulan.

Pikiran nakalku muncul.
Apa mungkin ternyata sang awan sudah lama memperhatikan sang bulan? Apa mungkin ia ternyata……….
Entahlah
Yang pasti, ia selalu ada untuknya.
Ehmm,,
Bagaimana dengan bintangku?

***

Malam ini aku tak sempat melihat sang bulan karena setelah malam berganti aku memiliki tugas baru menjadi seseorang yang mempunyai tanggung jawab yang berbeda.
Hatiku bertanya-tanya, apa yang dilakukan sang bulan? apa mungkin ditemeni bintang, atau mungkin masih ditemani sang awan? Pertanyaan itu terbawa hingga aku terlelap..

Dan sebelum fajar datang, aku terbangun. Aku harus bersiap-siap untuk hari baruku. Ku lihat langit fajar ini, kulihat bulan masih sendiri. Hanya sendiri tanpa awan apalagi bintang.
Kamana mereka? Jahat sekali tak menemani bulan!!!!

Huhhff,, kuputuskan untuk keluar dari teras dan melihat langit lebih dekat. Kuperhatikan sekeliling langit. Kutemukan sosok yang sang bulan nantikan selama beberapa hari ini.

BINTANG!!!

Bintang kembali menemani bulan, namun tak sedekat sebelumnya. Bintang dan bulan di sisi yang berbeda. Timur dan barat, mereka benar-benar jauh.
Apa mungkin setiap malam sang bintang selalu memikirkannya di sisi itu, dan kini ia merelakan tugas barunya menunggu hanya untuk bulan?

Biarlah.
Sudah cukup bagiku melihat bulan tak sendiri lagi..
Namun, bagaimana denganku? Bintangku kemana? Masih tak ada kabar.. CUKUP!!!
Akhirnya aku menceritakan pemikiran ini pada bintangku, aku tak berfikir panjang apakah ia peduli atau tidak..

“ aku bukan bintang yang selalu menemani sang rembulan, aku ini matahari yang selalu menyokongmu walau tak pernah terlihat bersama”

Kata itu lebih dari cukup untukku.

Aku adalah bulan.
Bintangku ternyata matahari.
Bagaimana dengan bintangmu??


#inilah cerita pendek yang kubuat sendiri, yang mungkin suatu saat akan ada kelajutannya..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar